Musprov KNPI, Ketua MPW Perintah Kerahkan Semua Potensi

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, M. Arus Abdul Karim, memerintahkan agar mengerahkan semua potensi untuk memback-up Sudaryano Lamangkona sebagai kandidat Ketua KNPI Sulawesi Tengah. Perintah harian itu disampaikan via telepon kepada Sekretaris Umum MPW Pemuda Pancasila, Amran Bakir Nai dari Tanah Suci Mekkah.

"Amran, segera kerahkan semua potensi untuk mengamankan Anno (baca: Sudaryano Lamangkona). Kita sudah berjuang, jadi kita harus menang," begitu pesan Ketua MPW PP, M. Arus Abdul Karim.

Tidak hanya itu, Ketua MPW PP Sulteng pun menegaskan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi ini, termasuk soal koordinasi tim pemenangan Anno Lamangkona, agar diselesaikan dengan Amran Bakir Nai.

Setelah menerima telepon dari M. Arus Abdul Karim, Sekretaris PP Sulteng langsung mengundang beberapa tokoh penting di PP Sulteng untuk berkoordinasi. Termasuk mengundang Ketua Tim Sudaryano Connection for KNPI, Muhammad Nurul Haq dan Sekretaris Tim, Ruslan Sangadji ke kediamannya untuk meminta laporan terakhir perkembangan kerja-kerja tim.

"Saya hanya mau minta laporan saja. Soalnya, saya sudah ditelepon Pak Ketua untuk segera mengambil alih koordinasi dan selesaikan semua urusan menyangkut Anno," tegas Amran Bakir Nai.

Sudaryano Lamangkona, kepala Staf Komando Inti Mahatidana Pemuda Pancasila Sulteng, dicalonkan oleh Satuan Mahasiswa PP Sulteng untuk maju bersaing pada Musyawarah Provinsi Sulteng, yang akan dilaksanakan pada 16 Desember 2007 nanti.

[+/-] Selengkapnya...

Ketua MPO PP Sulteng Berangkat Haji

Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, bersama istrinya akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Cudy---sapaan akrabnya---akan berangkat meninggalkan Palu pada Selasa (4/12) selanjutnya akan bergabung dengan jamaah Maktour di Jakarta.

Sebelum berangkat, Cudy yang juga Walikota Palu itu menggelar acara pembacaan doa di kediamannya. Acara itu dirangkaikan pula dengan permintaan maaf kepada warga Kota Palu. Ratusan orang yang menghadiri acara tersebut menyalami Cudy dan istrinya itu. "Maafkan saya. Doakan saya, semoga saya dan istri saya menjadi haji mabrur," kata Cudy pada acara itu.

Sejumlah pejabat dan mantan pejabat juga ikut hadir di acara tersebut. Tampak Ketua DPRD Kota Palu, Mulhanan Tombolotutu yang juga Sekretaris MPO Pemuda Pancasila Sulteng, mantan Gubernur Sulteng, Aminuddin Ponulele (anggota kehormatan Pemuda Pancasila Sulteng) dan beberapa yang lainnya.

Dengan berangkatnya Ketua MPW Pemuda Pancasila itu ke Tanah Suci, berarti menambah daftar pengurus dan kader organisasi itu yang menunaikan ibadah haji. Yakni, Ketua Umum MPW PP Sulteng, M. Arus Abdul Karim dan Komandan Koti Pemuda Pancasila, Hidayat.

[+/-] Selengkapnya...

Ketua Satma PP Calon Sekretaris KNPI Sulteng

Muhammad Nurul Haq atau yang biasa disapa Mamad, ketua Satuan Mahasiswa (Satma) Pemuda Pancasila, Sulaweis Tengah, digadang-gadang untuk menjadi Sekretaris DPD KNPI Sulawesi Tengah. Bahkan, semua kandidat yang tengah bersaing menjadi ketua KNPI semuanya telah menyebut-nyebutnya sebagai orang yang akan menggerakkan jantung organisasi wadah berhimpun itu.

Mamad yang dionfirmasi tidak menjawab secara terang-terangan soal itu. Dia hanya mengatakan, jika konstituen menghendakinya menjadi sekretaris KNPI Sulteng, ia akan menjalankan amanah itu.

"Sebagai kader muda yang bertanggungjawab, saya siap menerima amanah itu," kata Mamad yang juga Sekretaris Sterring Commite Panitia Musyawarah Provinsi KNPI Sulteng itu.

Menurut rencana, Musyawarah Provinsi KNPI Sulteng, akan digelar pada 16 Desember 2007mendatang. Sejumlah kandidat yang dipastikan maju untuk bersaing nanti, antara lain Sudaryano Lamangkona (Bendahara Gerakan Pemuda Indonesia-Kepala Staf Koti Mahatidana Pemuda Pancasila) dan Ridwan Dg. Marau (Sekretaris KNPI Sulteng).

Menurut Sudaryano Lamangkona, Muhammad Nurul Haq, adalah sosok yang tepat untuk memegang jabatan Sekretaris KNPI Sulteng nanti. Pasalnya, Mamad adalah sosok konseptor dan type pekerja keras serta sangat paham dengan manajemen organisasi.

"Seorang sekretaris itu harus paham soal manajemen organisasi, dan Mamad memiliki kemampuan itu," kata Sudaryano Lamangkona.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Pembina Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Sulteng, Mulhanan Tombolotutu, menyatakan telah merestui keinginan Mamad untuk memegang jabatan sekretaris KNPI Sulteng. "Siapa pun ketuanya, Mamad paling pantas menjadi sekretarisnya," tegas Mulhanan Tombolotutu yang juga Ketua DPRD Kota Palu itu.

[+/-] Selengkapnya...

Ketua MPW PP Berulang Tahun

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MPW PP) Sulteng, HM. Arus Abdul Karim alias Maruska, Jumat(23/11) merayakan ulang tahunnya. Ulang tahun itu dirayakan di kediamannya di Jaln Thamrin Palu Timur, yang dirangkaikan dengan pembacaan doa untuk mengiring perjalanan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah.

Menurut rencana, tanggal 28 November 2007 nanti, Maruska bersama istrinya akan melaksanakan perjalanan ibadah haji. Bagi Ketua MPW PP Sulteng, perjalanan spiritual ke Tanah Suci Mekkah itu adalah yang kedua kalinya. Tahun 2005 lalu, Maruska juga menunaikan ibadah haji.

"Kali ini saya berangkat untuk menemani istri saya. Saya mohon doa semoga kami menjadi haji mabrur," kata Maruska.

Perayan ulang tahun dan pembacaan doa di kediamannya itu, dihadiri ratusan kader Pemuda Pancasila dan sejumlah rekan kerjanya. Otomatis, halaman rumahnya itu tampak sesak oleh manusia.

Selain sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sulteng, M. Arus Abdul Karim, adalah seorang kontraktor dan pengusaha. Ia adalah Wakil Ktua Gapensi Sulteng dan juga Wakil Ketua Kadinda Sulteng. Ia juga adalah mantan anggota MPR dari utusan Daerah.

M. Arus Abdul Karim, selma ini dikenal sebagai sosok bersahaja namun tegas dalam pendirian. Ia juga sangat dekat dengan berbagai pihak dan juga ringan tangan untuk saling memberi. Ayah dari dua orang putri itu mengatakan: "Hidup hanya sementara. Kelak ketika kita meninggal, tak ada yang dapat dibawa kecuali amal. Maka beramal di dunia kelak akan dipetik di akhirat," tegas M. Arus Abdul Karim.

[+/-] Selengkapnya...

Hidayat, dari Preman sampai Haji

Komandan Komando Inti Mahatidana (KOTI) Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, Hidayat, bersama istrinya,pada Minggu (25/11) sore, berangkat ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Ratusan kader dan anggota KOTI, mengantar bos PT Citra Nuansa Elok Palu itu ke Bandara Mutiara Palu untuk melakukan perjalanan spiritual itu.

Sudaryano Lamangkona, kepala Staf KOTI Pemuda Pancasila Sulteng, mengatakan, Hidayat bersama istrinya akan berangkat ke Makassar, selanjutnya akan bergabung kelompok terbang (kloter) Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

"Pak Hidayat memilih bergabung dengan Kloter Pinrang, karena mau bersama-sama dengan beberapa orang keluarganya di sana," kata Sudaryano Lamangkona.

Hidayat, adalah mantan Ketua Senat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tadulako (Untad) Palu. Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia memilih hijrah ke Jakarta dan memilih menjadi preman. Semasa menjadi preman di Jakarta, ia mengaku sangat nakal. Bahkan, di perutnya terdapat 8 bekas jahitan karena pernah ditusuk oleh sesama preman di Jakarta.

Tapi, ia berpikir bahwa ia tak boleh selamanya menjadi preman. Ia pun akhirnya memilih kembali lagi ke Palu. Sesampai di Palu, ia memulai lagi karirnya dan memilih terjun ke dunia politik. Partai Nahdlatul Ummah Indonesia (PNUI) menjadi tempat pengabdiannya dan mengantarnya menjadi salah seorang Panitia Pemilihan Daerah (PPD) Kota Palu tahun 1999 silam.

Usai Pemilu 1999, Hidayat kemudian banting setir. Ia bergabung dengans alah satu koperasi sipan pinjang (Kospin) dan memimpin di unit sepeda motor. Ternyata, Kospin itu bermasalah. Seluruh asset disita karena dituding telah menipu masyarakat. Tapi Hidayat yang hanya mengelola unit penjualan sepeda motor mengaku tidak tahu menahu soal itu. ia pun keluar meninggalkan kospin itu.

Ke mana lagi hendak bekerja untuk bisa menghidupi keluarganya. Hidayat, akhirnya mengajak beberapa teman untuk membuka usaha lain. Ia menjaminkan ke bank dan menjual beberapa hektar tanah untuk membuka usaha baru itu. Ia mendirikan PT Citra Nuansa Elok (CNE), dan bekerja bersama dengan Pemerintah Kota Palu untuk membangun sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu, yang kemudian diberi nama Mall Tatura Indah.

Kini, Hidayat telah kembali menjadi manusia baik. Kehidupan premannya telah ditinggalkan. Salat 5 waktu tak pernah ditinggalnya. Bahkan ia membangun sebuah musallah mungil di halaman rumahnya. Di musallah itulah, ia akan duduk berzikir setelahh salat Magrib hingga waktu salat Isya. Banyak yang mendoakan, semoga perjalanan spiritualnya ke Tanah Suci Mekkah mendapat rahmat dan menjadi Haji Mabrur. Amiiin...***

[+/-] Selengkapnya...

Pengurus MPW PP Akhirnya Tersusun

Pengurus Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MP PP) Sulawesi Tengah di bawah kepemimpinan duet M. Arus Abdul Karim dan Amran Bakir Nai akhirnya tersusun. Sejumlah muka baru terokomodir dalam kepengurusan 2007-2012 itu.

Menurut Seketaris MPW PP Sulteng, Amran Bakir Nai, setelah bekerja hampir sebulan, akhirnya kepengurusan baru itu terbentuk juga, dan dalam waktu dekat segera dikirim ke Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila (MPN PP) untuk segera disahkan.

"Insya Allah dalam waktu dekat ini saya segara berangkat ke Jakarta untuk mengantar permohonan SK ke MPN," kata Amran Bakir Nai.

Dia juga mengakui, ada sejumlah nama yang baru diakomodir dalam kepengurusan yang baru tersusun ini. Pertimbangannya kata Amran, karena orang baru itu dianggap memiliki kemampuan untuk bekerja di organisasi yang selalu diidentikkan dengan preman ini.

Amran Bakir Nai menegaskan, saat ini Pemuda Pancasila sudah bekerja dengan paradigma baru. Karena itu, orang-orang yang dianggap cerdas direkrut agar dapat bekerja dengan baik sehingga orang tidak lagi memandang organisasi ini sebelah mata.

"Kita akan tunjukkan bahwa Pemuda Pancasila itu bukan preman, tapi sekumpulan orang yang berkumpul di sebuah organisasi yang cerdas dan bekerja untuk masyarakat di Sulteng," tegas Amran BakirNai.

[+/-] Selengkapnya...

PP Usung Sudaryano Calon Ketua KNPI Sulteng

Sudaryano, kepala Staf Komando Inti Mahatidana (KOTI), Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah (Sulteng), diusung oleh Pemuda Pancasila untuk bertarung pada Musyawarah Provinsi KNPI Sulteng yang akan dihelat pada 13 Desember 2007 mendatang.
Kepastian itu disampaikan oleh Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Sulteng, HM Arus Abdul Karim, di sekretariat organisasi itu, Rabu (7/11) siang. Bahkan, Bung Arus--sapaan akrabnya---menyatakan akan memerintahkan semua potensi di Pemuda Pancasila bekerja untuk memenangkan Sudaryano Lamangkona.
"Ini bukan soal Sudaryano Lamangkona, tapi ini soal kredibilitas Pemuda Pancasila. Karena itu, saya perintahkan kepada semua potensi di PP agar bekerja untuk itu," tegas Bung Arus.
Menyahuti harapan MPW Pemuda Pancasila itu, Sudaryano Lamangkona telah menyatakan kesiapannya. Bahkan telah membentuk tim suksesnya yang dipimpin oleh Hidayat, komandan Koti Pemuda Pancasila Sulteng, didampingi Abdul Azis, pengurus MPC PP Donggala. Sedangkan juru bicaranya adalah Ruslan Sangadji, pengurus MPW Pemuda Pancasila yang juga koresponden The Jakarta Post di Palu.
Pernyataan kesiapan itu pun, disampaikan Sudayano Lamangkona di salah satu warung kopi tempat berkumpulnya para dedengkot KNPI Sulteng. "Sudah saatnya kita bentuk kerja kita dari wacana menuju gerakan," kata Sudaryano Lamangkona.
Berangkat dari keinginan itulah, Sudaryano Lamangkona baru menyatakan kesediaan maju sebagai kandidat Ketua KNPI Sulteng, setelah selesainya Musyawarah Wilayah IV Pemuda Pancasila. ***

[+/-] Selengkapnya...

Bung Arus Terpilih Ketua MPW PP Sulteng

Setelah dua hari yang melelahkan, Musyawarah Wilayah IV MPW Pemuda Pancasila Sulteng akhirnya secara aklamasi memilih H. Muhammad Arus Abdul Karim sebagai ketua menggantikan Rusdy Mastura.
Bung Arus mengaku, amanah yang diberikan kepadanya itu sangat berat. Tapi sebagai kader, ia akan bekerja keras untuk mewujudkan amanah itu.

“Terus terang, sebenarnya amanah ini sangat berat saya terima, namun dengan penuh keyakinan saya siap menjalankan amanah yang telah diberikan oleh seluruh kader dan anggota PP se Sulteng ini,” tegasnya.

Sedangkan yang mendampingi Bung Arus sebagai Sekretaris adalah Amran Bakir Nai yang sebelumnya juga sebagai Sekretaris Umum MPW PP Sulteng semasa Rusdy Mastura masih memimpin organisasi itu. Sedangkan Wakil Ketua adalah Yunan Lampasio dan Andi Azikin Suyuti, dan Bendahara Umum dipercayakan kepada Albert Tjiputra.

H.M. Arus Abdul Karim mengatakan, dalam waktu seminggu pihaknya segera menyusun komposisi kepengurusan secara lengkap. "Kita akan susun kepengurusan secara lengkap dalam sebuah rapat nanti. Paling lambat seminggu ini," kata Bung Arus yang juga Wakil Ketua Kadinda Sulteng ini.

Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, RMH Yapto Soeryosoemarno memuji Muswil IV PP Sulteng ini. Menurut Bung Yapto, Muswil PP di Sulteng berbeda dengan daerah lain. Kalau di daerah lain sampai lempar-lemparan kursi hanya untuk memilih ketuanya. Sedangkan di Sulteng, semuanya berlangsung normal tanpa gesekan sama sekali.

"Jadi saya hanya datang buka acara dan melantik pengurus baru serta menutup Muswil. Saya tidak perlu repot-repot lagi ke ruangan sidang untuk ikut mengurusi muswil. Ini luar biasa," kata Bung Yapto.

Frederick, salah seorang pengurus MPN PP, mengatakan, selain Kalimantan Timur, Pemuda Pancasila Sulteng adalah yang terbaik di Indonesia Timur. Oleh itu, kebesaran dan yang terbaik itu harus dipertahankan. ***

[+/-] Selengkapnya...

Tiga Kandidat Dipastikan Bersaing di Muswil PP

Tiga kandidat sudah dapat dipastikan akan bersaing ketat pada Musyawarah IV Pemuda Pancasila, Sulawesi Tengah. Ketiganya adalah Rusdy Mastura (ketua MPW PP Sulteng periode 2002-2007--Walikota Palu), Longky Djanggola (Wakil Ketua MPW PP-Bupati Parigi Moutong) dan M. Arus Abdul Karim (Wakil Ketua MPW PP-Pengusaha).

Datu Wajar Lamarauna, ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Donggala, Kamis (1/11) malam mengatakan, untuk saat ini baru tiga nama itu yang bermunculan dan disebut-sebut oleh sejumlah kader dan anggota PP di Sulteng.

Meski begitu, Datu Wajar Lamarauna yang juga bakal calon Bupati Donggala ini mengatakan, MPC Donggala belum menentukan sikap kepada siapa suara akan diberikan. "Kami sendiri belum menentukan sikap," katanya singkat.

Namun yang pasti, kata Datu wajar Lamarauna yang juga Wakil Ketua Panitia Muswil IV PP ini, iklim demokrasi di Pemuda Pancasila saat ini tampak begitu jelas. Sehingga siapa pun bisa mencalonkan diri memimpin organisasi ini, sepanjang memiliki kemampuan untuk itu.

Sementara itu, Ketua MPC PP Kota Palu, Olo Borahima mengatakan, meski tiga kandidat itu disebut-sebut, tapi kemungkinan akan ada calon lain lagi, yang kemungkinan akan menjadi kuda hitam pada Muswil nanti. "Siapa kuda hitam itu, kita belum tahu pasti. Boleh saja Mulhanan Tombolotutu, boleh juga Amran Bakir Nai," katanya.***

[+/-] Selengkapnya...

Panitia Muswil Sibuk

Panitia Pelaksana Muswil IV Pemuda Pancasila (PP) Sulawesi Tengah tapak sangat sibuk. Semuanya tampak bekerja. Meskipun ada satu dua yang datang untuk meramaikan suasana. Meski sedikit ribut, tapi kerja tak terganggu sama sekali.

Gamal, sekretaris Panitia Muswil tampak setia menemani Muhammad Nurul Haq mengetik lembar demi lembar surat. Sesekali ia harus "marah-marah" karena surat belum juga selesai. "Mestinya ada dua komputer atau laptop di sekretariat, Mamad pake satu, saya satu. supaya kerja bisa cepat selesai," kata Ruslan Sangadji, panitia Seksi Dokumentasi dan Publikasi Muswil PP Sulteng.

Selain surat-surat penting, malam itu juga panitia sedang menyusun kebutuhan anggaran dari masing-masing seksi. Itu menjadi penting, karena besok pagi Ketua Panitia Muswil IV PP Sulteng, Mulhanan Tombolotutu harus memeriksa dan mencoret-coret angka-angka yang dianggap tak perlu.

"Kalau sudah diperiksa dan disetujui Pak Ketua Panitia, barulah dana dicairkan kepada seksi yang bersangkutan," kata Gamal, sekretaris panitia.

Belum ada angka pasti berapa anggaran yang dibutuhkan untuk menggelar Muswil IV PP Sulteng kali ini. Namun yang pasti, dana untuk sewa hotel saja, tercatat sudah lebih Rp 60 juta. "Woou... sangat mahal," kata Yunan Lampasio, ketua Sterring Commite.

Tapi yang pasti, dalam sejarah perjalanan Pemuda Pancasila, berapa pun anggaran yang dibutuhkan untuk satu kegiatan, pastilah dapat teratasi. Itu semua karena hingga kini pengurus dan anggota organisasi sangat loyal, militan dan mau menyumbang tanpa pamrih. ***

[+/-] Selengkapnya...

Kantor Bagus tak Jadi Ukuran

Kriiiing....HPAmran Bakir Nai, berbunyi. Ia pun terlibat pembicaraan dengan seseorang. "Iya ketua, iya ketua, saya segera ke sana," begitu selesai kalimat itu, ia pun segera berlalu. seperempat jam kemudian, ia sudah kembali lagi ke Markas Besar MPW Sulteng di Jalan Mohammad Hatta.

"Ternyata dipanggil kak Arus (Wakil Ketua MPW PP Sulteng) untuk disuruh pilih meja dan kursi baru," kata Amran Bakir Nai dengan wajah sumringah.

Maka sejak malam 31 Oktober 2007 itu, Sekretaris Umum MPW PP Sulteng itu pun punya meja baru. Juga lemari untuk arsip. Malam itu mungkin sejarah bagi Amran Bakir Nai. Karena sejak terpilih sebagai Sekretaris Umum sejak tahun 2002 silam, baru kali ini ia memiliki meja dan kursi sendiri dan di dalam ruangan AC. "hehehehehe...." Amran tertawa lepas.

Amran Bakir Nai memiliki meja, kursi dan lemari arsip yang baru itu, seiring organissi massa ini telah memiliki kantor sendiri. Kantor yang oleh Muhammad Nurul Haq, ketua Satma Sulteng (salah satu lembaga onderbouw PP) menyebutnya sebagai kantor terbaik bagi PP. "Kantor ini lebih bagus dari MPN di Jakarta," kata Mamad, sapaan akrabnya.

Tapi kantor hanyalah simbol. Bagusnya kantor bukan menjadi ukuran bagusnya sebuah organisasi. Yang paling penting adalah bagaimana semua elemen di organisasi itu bergerak sesuai jon description masing-masing. "Biar kantor bagus kalau kita tidak bekerja maksimal? Jadi, kantor bukan ukuran bos," kata Hidayat, komandan Koti PP Sullteng menyela. ***

[+/-] Selengkapnya...

Bung Yapto Siap Buka Muswil PP Sulteng

Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, RMH Yampto Suryosumarno dipastikan akan hadir pada pembukaan Musyawarah IV MPW Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah. Kepastian kehadiran orang nomor satu di PP itu disampaikan Ketua Panitia Muswil PP, Mulhanan Tombolotutu.

"Setelah dikonfirmasi, insya Allah Bung Yapto akan datang bersama 10 orang pengurus MPN lainnya. Rencana tanggal 3 November siang sudah di Palu," kata Tony, sapaan akrab Mulhanan Tombolotutu.

Menurut rencana, selain membuka Muswil IV PP tanggal 3 November malam, Bung Yapto dijadwalkan mengisi dialog interaktif di TVRI Sulteng dengan tema Membangun Paradigma Baru PP Menuju Organisasi Moderen. Dalam dialog interaktif itu, Bung Yapto akan didampingi Ketua MPW PP Sulteng, Rusdy Mastura, Wakil Ketua MPW PP, Longky Djanggola dan Ketua Panitia Mulhanan Tombolotutu dan dipandu Ruslan Sangadji, wartawan The Jakarta Post di Palu.

Bagaimana soal kesiapan Muswil nanti, Tony Tombolotutu mengatakan, semua persiapan teknis sudah tak ada masalah lagi. Sekarang tinggal menunggu hari H pelaksanaannya saja.

Ditanya soal kesiapannya maju sebagai calon Ketua MPW PP Sulteng, Mulhanan Tombolotutu mengatakan, siapa saja yang penting adalah kader PP Sulteng, memiliki hak yang sama untuk maju sebagai calon Ketua PP Sulteng. Hanya, persoalannya, apakah konstituen PP akan memilihnya ataukah tidak. "Jadi pertanyaan apakah saya mau maju, maka saya hanya akan mengatakan, kita tunggu saja saatnya," kata Ketua DPRD Kota Palu ini.

Sementara itu, Ale Bantilan, ketua MPC PP Tolitoli, yang dikonfirmasi via telepon mengatakan, pihaknya akan menghadirkan sejumlah anggotanya untuk menghadiri Muswil PP Sulteng. Ia mengaku akan mengerahkan lebih dari kuota yang diminta panitia. Panitia meminta utusan MPC masing-masing lima orang. "Saya akan kirim lebih dari itu," katanya sembari mengatakan akan terbang bersama Bung Yapto dari Makassar.***

[+/-] Selengkapnya...

Muswil PP Sulteng, Siapa yang Bakal Terpilih

Gong suksesi kepemimpinan MPW Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, mulai ditabuh. Menurut rencana, organisasi ini akan menggelar Musyawarah Wilayah IV (Muswil) pada 3-4 November 2007 nanti di Palu Golden Hotel. Lantaran itu, sejumlah kader pun mulai kasak-kusuk dan menyusun strategi untuk meraih suara penuh pada Muswil kali ini.

Sejumlah kader yang disebut-sebut bakal bertarung pada Muswil IV kali ini, antara lain Rusdy Mastura, Longky Djanggola, M. Arus Abdul Karim, Yunan Lampasio, Saliman Simanjuntak, Azikin Suyuti dan Onny Marunduh serta Amran Bakir Nai. Para tokoh yang akan bertarung ini, adalah mereka yang dianggap memiliki kemampuan manajerial yang baik, loyal dan memiliki integritas tinggi.

Amran Bakir Nai, ketika berbicara di Sekretariat Pemuda Pancasila Sulteng di Jalan Mohammad Hatta, Palu mengatakan, ia tidak punya keinginan untuk maju bertarung menjadi ketua pada Muswil IV nanti. Tapi, ia tidak menampik kalau posisi Sekretaris Umum kembali dipercayakan di pundaknya.

"Amin, insya Allah kalau masih dipercaya," kata Amran Bakir Nai yang juga anggota KPU Kota Palu ini sambil senyum.

Muhammad Nurul Haq, ketua Satma PP Sulteng, mengatakan, semua kandidat itu sangat layak memimpin Pemuda Pancasila ke depan. Tapi bagaimana pun juga, suara itu dikembalikan pada MPC se Sulawesi Tengah. "MPC yang akan memilih nantinya. Siapa pun yang akan terpilih, itu adalah pilihan kita semua, dan kita harus menerima dengan jiwa besar. Dan yang pokok adalah kita tetap loyal," tegas Mamad, sapaan akrabnya.

Saliman Simanjuntak, dengan diplomatis menegaskan, sebagai kader yang loyal pada organisasi, ia bersedia bekerja sepenuh hati untuk Pemuda Pancasila. Sejauh ini, ia tidak pernah meminta jabatan di PP, tapi jika dipercayakan oleh konstituen, ia pun tak menolak. "Tapi bagaimana pun juga, kita tetap masih berharap pada senior-senior," kata Saliman Simanjuntak tanpa menyebut nama para senior yang dimaksudnya itu.***

[+/-] Selengkapnya...

Pemuda Pancasila Sulteng Sekarang

Perjalanan Pemuda Pancasila yang sudah hampir setengah abad ini ternyata banyak mengalami liku-liku, dan itu telah membentuk karakter keras Pemuda Pancasila. Tidak bisa dipungkiri, Pemuda Pancasila di mata masyarakat sangatlah tidak seperti namanya yang menyandang nama sakral. Pemuda Pancasila sangat di indentikkan dengan "Pemuda Preman", "Antek-antek Orde Baru" sehingga pada sekarang ini Pemuda Pancasila sangatlah menjadi momok bagi masyarakat, ini diakibatkan oleh tingkah oknum selama ini.

Ini menjadi Pekerjaan rumah bagi para pengurus, baik dari tingkat pusat sampai ke daerah, image terhadap Pemuda Pancasila harus bisa dirubah, kalau tidak maka Pemuda Pancasila hanya akan tinggal nama saja atau lebih menyedihkan lagi organisasi ini akan di demo dan dituntut untuk dibubarkan.

Pemuda Pancasila harus berani menentang apa yang bertentangan dengan Pancasila. Untuk itu Pemuda Pancasila harus berani mereformasi diri dan mencari ladang pemasukan baru untuk menghidupi organisasinya. dari sisi lain. InGaTTTTTT..... ini sudah zaman reformasi.... jadi semua yang selama ini dilakukan oleh oknum organisasi harus dirubah demi kemajuan dan eksistensi Pemuda Pancasila di masa mendatang.

Bagi Pemuda Pancasila Sulteng, tengah mengarah ke manajemen organisasi moderen. Itu akan dibuktikan pada komitmen yang dibangun bersama pada Musyawarah Wilayah IV MPW Pemuda Pancasila Sulteng 3-4 November nanti. Akan organisasi ini bisa menggagas paradigma baru untuk itu...???

Namun yang pasti, Pemuda Pancasila Sulteng telah melahirkan kader-kader militan dan cerdas. Fakta itu dapat dilihat dari sejumlah kader yang sukses meraih kekuasaan dengan kerja kerasnya. Baik itu pada ranah birokrasi, politik dan enterpreneur serta di berbagai bidang lainnya.

Tapi, kesuksesan berorganisasi, tidak semata-mata sukses meraih semua itu. Tapi yang paling penting adalah sukses merubah pola pikir anggota dan masyarakat menjadi moderen dan bertanggungjawab. Selamat bermuswil.***

[+/-] Selengkapnya...

Selayang Pandang Pemuda Pancasila

Perjalanan sebuah organisasi tidak ubahnya perjalanan hidup seorang manusia, penuh warna dan dinamika. Di dalamnya juga pentahapan hidup, yang menunjukkan adanya proses perubahan yang satu waktu bisa berarti gerak maju dan di lain waktu berarti gerak mundur. Semua dinamika itu berlangsung begitu saja sebagai sebuah kemestian sejarah yang tidak bisa dielakkan, sekaligus sebagai bukti bahwa idelanya hidup harus selalu berarti "gerak positif" atau perubahan menuju suatu tatanan yang lebih baik.

Sebagai sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki sejarah yang penuh warna dan dinamika. Fase pendiriannya di pengujung tahun 50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Pada fase inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk. Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis dimaksud tersermin dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan perekat ke Bhinnekaan bangsa.

Fase perjuangan Pemuda Pancasila di era 60-an ditandai dengan pergulatan melawan kekuatan PKI dan antek-anteknya yang berupaya mengubah ideologi negara dengan faham komunis dan aktif melakukan politik devide et impera di kalangan elit dan masyarakat akar rumput. Salah seorang pendiri HMI bahkan pernah memberikan kesaksian bahwa pada masa itu (1959-1966) Pemuda Pancasila dikenal sebagai salah satu organisasi yang gigih memerangi PKI dan antek-anteknya. Fase ini bisa dikatakan sebagai era peneguhan karakter Pemuda Pancasila sebagai pengawal ideologi Pancasila. (dikutip dari Buku "Pemuda Pancasila Di Mata Publik")

[+/-] Selengkapnya...