Ketua Satma PP Calon Sekretaris KNPI Sulteng

Muhammad Nurul Haq atau yang biasa disapa Mamad, ketua Satuan Mahasiswa (Satma) Pemuda Pancasila, Sulaweis Tengah, digadang-gadang untuk menjadi Sekretaris DPD KNPI Sulawesi Tengah. Bahkan, semua kandidat yang tengah bersaing menjadi ketua KNPI semuanya telah menyebut-nyebutnya sebagai orang yang akan menggerakkan jantung organisasi wadah berhimpun itu.

Mamad yang dionfirmasi tidak menjawab secara terang-terangan soal itu. Dia hanya mengatakan, jika konstituen menghendakinya menjadi sekretaris KNPI Sulteng, ia akan menjalankan amanah itu.

"Sebagai kader muda yang bertanggungjawab, saya siap menerima amanah itu," kata Mamad yang juga Sekretaris Sterring Commite Panitia Musyawarah Provinsi KNPI Sulteng itu.

Menurut rencana, Musyawarah Provinsi KNPI Sulteng, akan digelar pada 16 Desember 2007mendatang. Sejumlah kandidat yang dipastikan maju untuk bersaing nanti, antara lain Sudaryano Lamangkona (Bendahara Gerakan Pemuda Indonesia-Kepala Staf Koti Mahatidana Pemuda Pancasila) dan Ridwan Dg. Marau (Sekretaris KNPI Sulteng).

Menurut Sudaryano Lamangkona, Muhammad Nurul Haq, adalah sosok yang tepat untuk memegang jabatan Sekretaris KNPI Sulteng nanti. Pasalnya, Mamad adalah sosok konseptor dan type pekerja keras serta sangat paham dengan manajemen organisasi.

"Seorang sekretaris itu harus paham soal manajemen organisasi, dan Mamad memiliki kemampuan itu," kata Sudaryano Lamangkona.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Pembina Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Sulteng, Mulhanan Tombolotutu, menyatakan telah merestui keinginan Mamad untuk memegang jabatan sekretaris KNPI Sulteng. "Siapa pun ketuanya, Mamad paling pantas menjadi sekretarisnya," tegas Mulhanan Tombolotutu yang juga Ketua DPRD Kota Palu itu.

[+/-] Selengkapnya...

Ketua MPW PP Berulang Tahun

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MPW PP) Sulteng, HM. Arus Abdul Karim alias Maruska, Jumat(23/11) merayakan ulang tahunnya. Ulang tahun itu dirayakan di kediamannya di Jaln Thamrin Palu Timur, yang dirangkaikan dengan pembacaan doa untuk mengiring perjalanan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah.

Menurut rencana, tanggal 28 November 2007 nanti, Maruska bersama istrinya akan melaksanakan perjalanan ibadah haji. Bagi Ketua MPW PP Sulteng, perjalanan spiritual ke Tanah Suci Mekkah itu adalah yang kedua kalinya. Tahun 2005 lalu, Maruska juga menunaikan ibadah haji.

"Kali ini saya berangkat untuk menemani istri saya. Saya mohon doa semoga kami menjadi haji mabrur," kata Maruska.

Perayan ulang tahun dan pembacaan doa di kediamannya itu, dihadiri ratusan kader Pemuda Pancasila dan sejumlah rekan kerjanya. Otomatis, halaman rumahnya itu tampak sesak oleh manusia.

Selain sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sulteng, M. Arus Abdul Karim, adalah seorang kontraktor dan pengusaha. Ia adalah Wakil Ktua Gapensi Sulteng dan juga Wakil Ketua Kadinda Sulteng. Ia juga adalah mantan anggota MPR dari utusan Daerah.

M. Arus Abdul Karim, selma ini dikenal sebagai sosok bersahaja namun tegas dalam pendirian. Ia juga sangat dekat dengan berbagai pihak dan juga ringan tangan untuk saling memberi. Ayah dari dua orang putri itu mengatakan: "Hidup hanya sementara. Kelak ketika kita meninggal, tak ada yang dapat dibawa kecuali amal. Maka beramal di dunia kelak akan dipetik di akhirat," tegas M. Arus Abdul Karim.

[+/-] Selengkapnya...

Hidayat, dari Preman sampai Haji

Komandan Komando Inti Mahatidana (KOTI) Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, Hidayat, bersama istrinya,pada Minggu (25/11) sore, berangkat ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Ratusan kader dan anggota KOTI, mengantar bos PT Citra Nuansa Elok Palu itu ke Bandara Mutiara Palu untuk melakukan perjalanan spiritual itu.

Sudaryano Lamangkona, kepala Staf KOTI Pemuda Pancasila Sulteng, mengatakan, Hidayat bersama istrinya akan berangkat ke Makassar, selanjutnya akan bergabung kelompok terbang (kloter) Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

"Pak Hidayat memilih bergabung dengan Kloter Pinrang, karena mau bersama-sama dengan beberapa orang keluarganya di sana," kata Sudaryano Lamangkona.

Hidayat, adalah mantan Ketua Senat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tadulako (Untad) Palu. Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia memilih hijrah ke Jakarta dan memilih menjadi preman. Semasa menjadi preman di Jakarta, ia mengaku sangat nakal. Bahkan, di perutnya terdapat 8 bekas jahitan karena pernah ditusuk oleh sesama preman di Jakarta.

Tapi, ia berpikir bahwa ia tak boleh selamanya menjadi preman. Ia pun akhirnya memilih kembali lagi ke Palu. Sesampai di Palu, ia memulai lagi karirnya dan memilih terjun ke dunia politik. Partai Nahdlatul Ummah Indonesia (PNUI) menjadi tempat pengabdiannya dan mengantarnya menjadi salah seorang Panitia Pemilihan Daerah (PPD) Kota Palu tahun 1999 silam.

Usai Pemilu 1999, Hidayat kemudian banting setir. Ia bergabung dengans alah satu koperasi sipan pinjang (Kospin) dan memimpin di unit sepeda motor. Ternyata, Kospin itu bermasalah. Seluruh asset disita karena dituding telah menipu masyarakat. Tapi Hidayat yang hanya mengelola unit penjualan sepeda motor mengaku tidak tahu menahu soal itu. ia pun keluar meninggalkan kospin itu.

Ke mana lagi hendak bekerja untuk bisa menghidupi keluarganya. Hidayat, akhirnya mengajak beberapa teman untuk membuka usaha lain. Ia menjaminkan ke bank dan menjual beberapa hektar tanah untuk membuka usaha baru itu. Ia mendirikan PT Citra Nuansa Elok (CNE), dan bekerja bersama dengan Pemerintah Kota Palu untuk membangun sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu, yang kemudian diberi nama Mall Tatura Indah.

Kini, Hidayat telah kembali menjadi manusia baik. Kehidupan premannya telah ditinggalkan. Salat 5 waktu tak pernah ditinggalnya. Bahkan ia membangun sebuah musallah mungil di halaman rumahnya. Di musallah itulah, ia akan duduk berzikir setelahh salat Magrib hingga waktu salat Isya. Banyak yang mendoakan, semoga perjalanan spiritualnya ke Tanah Suci Mekkah mendapat rahmat dan menjadi Haji Mabrur. Amiiin...***

[+/-] Selengkapnya...

Pengurus MPW PP Akhirnya Tersusun

Pengurus Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MP PP) Sulawesi Tengah di bawah kepemimpinan duet M. Arus Abdul Karim dan Amran Bakir Nai akhirnya tersusun. Sejumlah muka baru terokomodir dalam kepengurusan 2007-2012 itu.

Menurut Seketaris MPW PP Sulteng, Amran Bakir Nai, setelah bekerja hampir sebulan, akhirnya kepengurusan baru itu terbentuk juga, dan dalam waktu dekat segera dikirim ke Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila (MPN PP) untuk segera disahkan.

"Insya Allah dalam waktu dekat ini saya segara berangkat ke Jakarta untuk mengantar permohonan SK ke MPN," kata Amran Bakir Nai.

Dia juga mengakui, ada sejumlah nama yang baru diakomodir dalam kepengurusan yang baru tersusun ini. Pertimbangannya kata Amran, karena orang baru itu dianggap memiliki kemampuan untuk bekerja di organisasi yang selalu diidentikkan dengan preman ini.

Amran Bakir Nai menegaskan, saat ini Pemuda Pancasila sudah bekerja dengan paradigma baru. Karena itu, orang-orang yang dianggap cerdas direkrut agar dapat bekerja dengan baik sehingga orang tidak lagi memandang organisasi ini sebelah mata.

"Kita akan tunjukkan bahwa Pemuda Pancasila itu bukan preman, tapi sekumpulan orang yang berkumpul di sebuah organisasi yang cerdas dan bekerja untuk masyarakat di Sulteng," tegas Amran BakirNai.

[+/-] Selengkapnya...

PP Usung Sudaryano Calon Ketua KNPI Sulteng

Sudaryano, kepala Staf Komando Inti Mahatidana (KOTI), Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah (Sulteng), diusung oleh Pemuda Pancasila untuk bertarung pada Musyawarah Provinsi KNPI Sulteng yang akan dihelat pada 13 Desember 2007 mendatang.
Kepastian itu disampaikan oleh Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Sulteng, HM Arus Abdul Karim, di sekretariat organisasi itu, Rabu (7/11) siang. Bahkan, Bung Arus--sapaan akrabnya---menyatakan akan memerintahkan semua potensi di Pemuda Pancasila bekerja untuk memenangkan Sudaryano Lamangkona.
"Ini bukan soal Sudaryano Lamangkona, tapi ini soal kredibilitas Pemuda Pancasila. Karena itu, saya perintahkan kepada semua potensi di PP agar bekerja untuk itu," tegas Bung Arus.
Menyahuti harapan MPW Pemuda Pancasila itu, Sudaryano Lamangkona telah menyatakan kesiapannya. Bahkan telah membentuk tim suksesnya yang dipimpin oleh Hidayat, komandan Koti Pemuda Pancasila Sulteng, didampingi Abdul Azis, pengurus MPC PP Donggala. Sedangkan juru bicaranya adalah Ruslan Sangadji, pengurus MPW Pemuda Pancasila yang juga koresponden The Jakarta Post di Palu.
Pernyataan kesiapan itu pun, disampaikan Sudayano Lamangkona di salah satu warung kopi tempat berkumpulnya para dedengkot KNPI Sulteng. "Sudah saatnya kita bentuk kerja kita dari wacana menuju gerakan," kata Sudaryano Lamangkona.
Berangkat dari keinginan itulah, Sudaryano Lamangkona baru menyatakan kesediaan maju sebagai kandidat Ketua KNPI Sulteng, setelah selesainya Musyawarah Wilayah IV Pemuda Pancasila. ***

[+/-] Selengkapnya...

Bung Arus Terpilih Ketua MPW PP Sulteng

Setelah dua hari yang melelahkan, Musyawarah Wilayah IV MPW Pemuda Pancasila Sulteng akhirnya secara aklamasi memilih H. Muhammad Arus Abdul Karim sebagai ketua menggantikan Rusdy Mastura.
Bung Arus mengaku, amanah yang diberikan kepadanya itu sangat berat. Tapi sebagai kader, ia akan bekerja keras untuk mewujudkan amanah itu.

“Terus terang, sebenarnya amanah ini sangat berat saya terima, namun dengan penuh keyakinan saya siap menjalankan amanah yang telah diberikan oleh seluruh kader dan anggota PP se Sulteng ini,” tegasnya.

Sedangkan yang mendampingi Bung Arus sebagai Sekretaris adalah Amran Bakir Nai yang sebelumnya juga sebagai Sekretaris Umum MPW PP Sulteng semasa Rusdy Mastura masih memimpin organisasi itu. Sedangkan Wakil Ketua adalah Yunan Lampasio dan Andi Azikin Suyuti, dan Bendahara Umum dipercayakan kepada Albert Tjiputra.

H.M. Arus Abdul Karim mengatakan, dalam waktu seminggu pihaknya segera menyusun komposisi kepengurusan secara lengkap. "Kita akan susun kepengurusan secara lengkap dalam sebuah rapat nanti. Paling lambat seminggu ini," kata Bung Arus yang juga Wakil Ketua Kadinda Sulteng ini.

Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, RMH Yapto Soeryosoemarno memuji Muswil IV PP Sulteng ini. Menurut Bung Yapto, Muswil PP di Sulteng berbeda dengan daerah lain. Kalau di daerah lain sampai lempar-lemparan kursi hanya untuk memilih ketuanya. Sedangkan di Sulteng, semuanya berlangsung normal tanpa gesekan sama sekali.

"Jadi saya hanya datang buka acara dan melantik pengurus baru serta menutup Muswil. Saya tidak perlu repot-repot lagi ke ruangan sidang untuk ikut mengurusi muswil. Ini luar biasa," kata Bung Yapto.

Frederick, salah seorang pengurus MPN PP, mengatakan, selain Kalimantan Timur, Pemuda Pancasila Sulteng adalah yang terbaik di Indonesia Timur. Oleh itu, kebesaran dan yang terbaik itu harus dipertahankan. ***

[+/-] Selengkapnya...

Tiga Kandidat Dipastikan Bersaing di Muswil PP

Tiga kandidat sudah dapat dipastikan akan bersaing ketat pada Musyawarah IV Pemuda Pancasila, Sulawesi Tengah. Ketiganya adalah Rusdy Mastura (ketua MPW PP Sulteng periode 2002-2007--Walikota Palu), Longky Djanggola (Wakil Ketua MPW PP-Bupati Parigi Moutong) dan M. Arus Abdul Karim (Wakil Ketua MPW PP-Pengusaha).

Datu Wajar Lamarauna, ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Donggala, Kamis (1/11) malam mengatakan, untuk saat ini baru tiga nama itu yang bermunculan dan disebut-sebut oleh sejumlah kader dan anggota PP di Sulteng.

Meski begitu, Datu Wajar Lamarauna yang juga bakal calon Bupati Donggala ini mengatakan, MPC Donggala belum menentukan sikap kepada siapa suara akan diberikan. "Kami sendiri belum menentukan sikap," katanya singkat.

Namun yang pasti, kata Datu wajar Lamarauna yang juga Wakil Ketua Panitia Muswil IV PP ini, iklim demokrasi di Pemuda Pancasila saat ini tampak begitu jelas. Sehingga siapa pun bisa mencalonkan diri memimpin organisasi ini, sepanjang memiliki kemampuan untuk itu.

Sementara itu, Ketua MPC PP Kota Palu, Olo Borahima mengatakan, meski tiga kandidat itu disebut-sebut, tapi kemungkinan akan ada calon lain lagi, yang kemungkinan akan menjadi kuda hitam pada Muswil nanti. "Siapa kuda hitam itu, kita belum tahu pasti. Boleh saja Mulhanan Tombolotutu, boleh juga Amran Bakir Nai," katanya.***

[+/-] Selengkapnya...

Panitia Muswil Sibuk

Panitia Pelaksana Muswil IV Pemuda Pancasila (PP) Sulawesi Tengah tapak sangat sibuk. Semuanya tampak bekerja. Meskipun ada satu dua yang datang untuk meramaikan suasana. Meski sedikit ribut, tapi kerja tak terganggu sama sekali.

Gamal, sekretaris Panitia Muswil tampak setia menemani Muhammad Nurul Haq mengetik lembar demi lembar surat. Sesekali ia harus "marah-marah" karena surat belum juga selesai. "Mestinya ada dua komputer atau laptop di sekretariat, Mamad pake satu, saya satu. supaya kerja bisa cepat selesai," kata Ruslan Sangadji, panitia Seksi Dokumentasi dan Publikasi Muswil PP Sulteng.

Selain surat-surat penting, malam itu juga panitia sedang menyusun kebutuhan anggaran dari masing-masing seksi. Itu menjadi penting, karena besok pagi Ketua Panitia Muswil IV PP Sulteng, Mulhanan Tombolotutu harus memeriksa dan mencoret-coret angka-angka yang dianggap tak perlu.

"Kalau sudah diperiksa dan disetujui Pak Ketua Panitia, barulah dana dicairkan kepada seksi yang bersangkutan," kata Gamal, sekretaris panitia.

Belum ada angka pasti berapa anggaran yang dibutuhkan untuk menggelar Muswil IV PP Sulteng kali ini. Namun yang pasti, dana untuk sewa hotel saja, tercatat sudah lebih Rp 60 juta. "Woou... sangat mahal," kata Yunan Lampasio, ketua Sterring Commite.

Tapi yang pasti, dalam sejarah perjalanan Pemuda Pancasila, berapa pun anggaran yang dibutuhkan untuk satu kegiatan, pastilah dapat teratasi. Itu semua karena hingga kini pengurus dan anggota organisasi sangat loyal, militan dan mau menyumbang tanpa pamrih. ***

[+/-] Selengkapnya...

Kantor Bagus tak Jadi Ukuran

Kriiiing....HPAmran Bakir Nai, berbunyi. Ia pun terlibat pembicaraan dengan seseorang. "Iya ketua, iya ketua, saya segera ke sana," begitu selesai kalimat itu, ia pun segera berlalu. seperempat jam kemudian, ia sudah kembali lagi ke Markas Besar MPW Sulteng di Jalan Mohammad Hatta.

"Ternyata dipanggil kak Arus (Wakil Ketua MPW PP Sulteng) untuk disuruh pilih meja dan kursi baru," kata Amran Bakir Nai dengan wajah sumringah.

Maka sejak malam 31 Oktober 2007 itu, Sekretaris Umum MPW PP Sulteng itu pun punya meja baru. Juga lemari untuk arsip. Malam itu mungkin sejarah bagi Amran Bakir Nai. Karena sejak terpilih sebagai Sekretaris Umum sejak tahun 2002 silam, baru kali ini ia memiliki meja dan kursi sendiri dan di dalam ruangan AC. "hehehehehe...." Amran tertawa lepas.

Amran Bakir Nai memiliki meja, kursi dan lemari arsip yang baru itu, seiring organissi massa ini telah memiliki kantor sendiri. Kantor yang oleh Muhammad Nurul Haq, ketua Satma Sulteng (salah satu lembaga onderbouw PP) menyebutnya sebagai kantor terbaik bagi PP. "Kantor ini lebih bagus dari MPN di Jakarta," kata Mamad, sapaan akrabnya.

Tapi kantor hanyalah simbol. Bagusnya kantor bukan menjadi ukuran bagusnya sebuah organisasi. Yang paling penting adalah bagaimana semua elemen di organisasi itu bergerak sesuai jon description masing-masing. "Biar kantor bagus kalau kita tidak bekerja maksimal? Jadi, kantor bukan ukuran bos," kata Hidayat, komandan Koti PP Sullteng menyela. ***

[+/-] Selengkapnya...