Bung Yapto Siap Buka Muswil PP Sulteng

Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, RMH Yampto Suryosumarno dipastikan akan hadir pada pembukaan Musyawarah IV MPW Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah. Kepastian kehadiran orang nomor satu di PP itu disampaikan Ketua Panitia Muswil PP, Mulhanan Tombolotutu.

"Setelah dikonfirmasi, insya Allah Bung Yapto akan datang bersama 10 orang pengurus MPN lainnya. Rencana tanggal 3 November siang sudah di Palu," kata Tony, sapaan akrab Mulhanan Tombolotutu.

Menurut rencana, selain membuka Muswil IV PP tanggal 3 November malam, Bung Yapto dijadwalkan mengisi dialog interaktif di TVRI Sulteng dengan tema Membangun Paradigma Baru PP Menuju Organisasi Moderen. Dalam dialog interaktif itu, Bung Yapto akan didampingi Ketua MPW PP Sulteng, Rusdy Mastura, Wakil Ketua MPW PP, Longky Djanggola dan Ketua Panitia Mulhanan Tombolotutu dan dipandu Ruslan Sangadji, wartawan The Jakarta Post di Palu.

Bagaimana soal kesiapan Muswil nanti, Tony Tombolotutu mengatakan, semua persiapan teknis sudah tak ada masalah lagi. Sekarang tinggal menunggu hari H pelaksanaannya saja.

Ditanya soal kesiapannya maju sebagai calon Ketua MPW PP Sulteng, Mulhanan Tombolotutu mengatakan, siapa saja yang penting adalah kader PP Sulteng, memiliki hak yang sama untuk maju sebagai calon Ketua PP Sulteng. Hanya, persoalannya, apakah konstituen PP akan memilihnya ataukah tidak. "Jadi pertanyaan apakah saya mau maju, maka saya hanya akan mengatakan, kita tunggu saja saatnya," kata Ketua DPRD Kota Palu ini.

Sementara itu, Ale Bantilan, ketua MPC PP Tolitoli, yang dikonfirmasi via telepon mengatakan, pihaknya akan menghadirkan sejumlah anggotanya untuk menghadiri Muswil PP Sulteng. Ia mengaku akan mengerahkan lebih dari kuota yang diminta panitia. Panitia meminta utusan MPC masing-masing lima orang. "Saya akan kirim lebih dari itu," katanya sembari mengatakan akan terbang bersama Bung Yapto dari Makassar.***

[+/-] Selengkapnya...

Muswil PP Sulteng, Siapa yang Bakal Terpilih

Gong suksesi kepemimpinan MPW Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, mulai ditabuh. Menurut rencana, organisasi ini akan menggelar Musyawarah Wilayah IV (Muswil) pada 3-4 November 2007 nanti di Palu Golden Hotel. Lantaran itu, sejumlah kader pun mulai kasak-kusuk dan menyusun strategi untuk meraih suara penuh pada Muswil kali ini.

Sejumlah kader yang disebut-sebut bakal bertarung pada Muswil IV kali ini, antara lain Rusdy Mastura, Longky Djanggola, M. Arus Abdul Karim, Yunan Lampasio, Saliman Simanjuntak, Azikin Suyuti dan Onny Marunduh serta Amran Bakir Nai. Para tokoh yang akan bertarung ini, adalah mereka yang dianggap memiliki kemampuan manajerial yang baik, loyal dan memiliki integritas tinggi.

Amran Bakir Nai, ketika berbicara di Sekretariat Pemuda Pancasila Sulteng di Jalan Mohammad Hatta, Palu mengatakan, ia tidak punya keinginan untuk maju bertarung menjadi ketua pada Muswil IV nanti. Tapi, ia tidak menampik kalau posisi Sekretaris Umum kembali dipercayakan di pundaknya.

"Amin, insya Allah kalau masih dipercaya," kata Amran Bakir Nai yang juga anggota KPU Kota Palu ini sambil senyum.

Muhammad Nurul Haq, ketua Satma PP Sulteng, mengatakan, semua kandidat itu sangat layak memimpin Pemuda Pancasila ke depan. Tapi bagaimana pun juga, suara itu dikembalikan pada MPC se Sulawesi Tengah. "MPC yang akan memilih nantinya. Siapa pun yang akan terpilih, itu adalah pilihan kita semua, dan kita harus menerima dengan jiwa besar. Dan yang pokok adalah kita tetap loyal," tegas Mamad, sapaan akrabnya.

Saliman Simanjuntak, dengan diplomatis menegaskan, sebagai kader yang loyal pada organisasi, ia bersedia bekerja sepenuh hati untuk Pemuda Pancasila. Sejauh ini, ia tidak pernah meminta jabatan di PP, tapi jika dipercayakan oleh konstituen, ia pun tak menolak. "Tapi bagaimana pun juga, kita tetap masih berharap pada senior-senior," kata Saliman Simanjuntak tanpa menyebut nama para senior yang dimaksudnya itu.***

[+/-] Selengkapnya...

Pemuda Pancasila Sulteng Sekarang

Perjalanan Pemuda Pancasila yang sudah hampir setengah abad ini ternyata banyak mengalami liku-liku, dan itu telah membentuk karakter keras Pemuda Pancasila. Tidak bisa dipungkiri, Pemuda Pancasila di mata masyarakat sangatlah tidak seperti namanya yang menyandang nama sakral. Pemuda Pancasila sangat di indentikkan dengan "Pemuda Preman", "Antek-antek Orde Baru" sehingga pada sekarang ini Pemuda Pancasila sangatlah menjadi momok bagi masyarakat, ini diakibatkan oleh tingkah oknum selama ini.

Ini menjadi Pekerjaan rumah bagi para pengurus, baik dari tingkat pusat sampai ke daerah, image terhadap Pemuda Pancasila harus bisa dirubah, kalau tidak maka Pemuda Pancasila hanya akan tinggal nama saja atau lebih menyedihkan lagi organisasi ini akan di demo dan dituntut untuk dibubarkan.

Pemuda Pancasila harus berani menentang apa yang bertentangan dengan Pancasila. Untuk itu Pemuda Pancasila harus berani mereformasi diri dan mencari ladang pemasukan baru untuk menghidupi organisasinya. dari sisi lain. InGaTTTTTT..... ini sudah zaman reformasi.... jadi semua yang selama ini dilakukan oleh oknum organisasi harus dirubah demi kemajuan dan eksistensi Pemuda Pancasila di masa mendatang.

Bagi Pemuda Pancasila Sulteng, tengah mengarah ke manajemen organisasi moderen. Itu akan dibuktikan pada komitmen yang dibangun bersama pada Musyawarah Wilayah IV MPW Pemuda Pancasila Sulteng 3-4 November nanti. Akan organisasi ini bisa menggagas paradigma baru untuk itu...???

Namun yang pasti, Pemuda Pancasila Sulteng telah melahirkan kader-kader militan dan cerdas. Fakta itu dapat dilihat dari sejumlah kader yang sukses meraih kekuasaan dengan kerja kerasnya. Baik itu pada ranah birokrasi, politik dan enterpreneur serta di berbagai bidang lainnya.

Tapi, kesuksesan berorganisasi, tidak semata-mata sukses meraih semua itu. Tapi yang paling penting adalah sukses merubah pola pikir anggota dan masyarakat menjadi moderen dan bertanggungjawab. Selamat bermuswil.***

[+/-] Selengkapnya...

Selayang Pandang Pemuda Pancasila

Perjalanan sebuah organisasi tidak ubahnya perjalanan hidup seorang manusia, penuh warna dan dinamika. Di dalamnya juga pentahapan hidup, yang menunjukkan adanya proses perubahan yang satu waktu bisa berarti gerak maju dan di lain waktu berarti gerak mundur. Semua dinamika itu berlangsung begitu saja sebagai sebuah kemestian sejarah yang tidak bisa dielakkan, sekaligus sebagai bukti bahwa idelanya hidup harus selalu berarti "gerak positif" atau perubahan menuju suatu tatanan yang lebih baik.

Sebagai sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki sejarah yang penuh warna dan dinamika. Fase pendiriannya di pengujung tahun 50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Pada fase inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk. Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis dimaksud tersermin dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan perekat ke Bhinnekaan bangsa.

Fase perjuangan Pemuda Pancasila di era 60-an ditandai dengan pergulatan melawan kekuatan PKI dan antek-anteknya yang berupaya mengubah ideologi negara dengan faham komunis dan aktif melakukan politik devide et impera di kalangan elit dan masyarakat akar rumput. Salah seorang pendiri HMI bahkan pernah memberikan kesaksian bahwa pada masa itu (1959-1966) Pemuda Pancasila dikenal sebagai salah satu organisasi yang gigih memerangi PKI dan antek-anteknya. Fase ini bisa dikatakan sebagai era peneguhan karakter Pemuda Pancasila sebagai pengawal ideologi Pancasila. (dikutip dari Buku "Pemuda Pancasila Di Mata Publik")

[+/-] Selengkapnya...