Kantor Bagus tak Jadi Ukuran

Kriiiing....HPAmran Bakir Nai, berbunyi. Ia pun terlibat pembicaraan dengan seseorang. "Iya ketua, iya ketua, saya segera ke sana," begitu selesai kalimat itu, ia pun segera berlalu. seperempat jam kemudian, ia sudah kembali lagi ke Markas Besar MPW Sulteng di Jalan Mohammad Hatta.

"Ternyata dipanggil kak Arus (Wakil Ketua MPW PP Sulteng) untuk disuruh pilih meja dan kursi baru," kata Amran Bakir Nai dengan wajah sumringah.

Maka sejak malam 31 Oktober 2007 itu, Sekretaris Umum MPW PP Sulteng itu pun punya meja baru. Juga lemari untuk arsip. Malam itu mungkin sejarah bagi Amran Bakir Nai. Karena sejak terpilih sebagai Sekretaris Umum sejak tahun 2002 silam, baru kali ini ia memiliki meja dan kursi sendiri dan di dalam ruangan AC. "hehehehehe...." Amran tertawa lepas.

Amran Bakir Nai memiliki meja, kursi dan lemari arsip yang baru itu, seiring organissi massa ini telah memiliki kantor sendiri. Kantor yang oleh Muhammad Nurul Haq, ketua Satma Sulteng (salah satu lembaga onderbouw PP) menyebutnya sebagai kantor terbaik bagi PP. "Kantor ini lebih bagus dari MPN di Jakarta," kata Mamad, sapaan akrabnya.

Tapi kantor hanyalah simbol. Bagusnya kantor bukan menjadi ukuran bagusnya sebuah organisasi. Yang paling penting adalah bagaimana semua elemen di organisasi itu bergerak sesuai jon description masing-masing. "Biar kantor bagus kalau kita tidak bekerja maksimal? Jadi, kantor bukan ukuran bos," kata Hidayat, komandan Koti PP Sullteng menyela. ***

0 Responses to "Kantor Bagus tak Jadi Ukuran"